Saturday, March 3, 2007

d' bijis - ost. d' bijis - sony bmg

Bukan hanya film nya yang layak untuk di nikmati, tapi lagu-lagu yang ada di film tersebut benar-benar membuat D`bijis lebih terasa di hati penonton!

Adalah sebuah film produksi Rapi Film menceritakan kehidupan sebuah band lengkap dengan masalah dan romantika. Di bintangi oleh Garry Iskak, Tora Sudiro, Rianti Cartwright, Darius Sinathrya, dan Indra Birowo, dan dengan arahan sutradara Rako Prijanto dan scenario ditulis Titin Watimena film ini menjanjikan drama komedi yang layak untuk ditonton karena sangat menghibur. Lagu-lagu nya sukses mempermainkan emosi para penonton di tiap adegan.

Fim dari Clas Movie ini melibatkan Bongky BIP untuk menata dengan keren musiknya dan soundtracknya tentu diproduksi Sony BMG berisikan 10 buah lagu dari artis-artis rock dalam negeri. Album soundtrack ini juga mendatangkan dua penyanyi baru dengan suara mempunyai khas sendiri-sendiri di blantika musik. “Tuhan KirimKamu wajib kamu dengerin, lagu ciptaan Bongky dinyanyikan oleh Aby. Dengan irama ballad rock n roll dengan vokal Aby yang terasa serasi membuat D’ Bijis semakin hidup. first single dan theme song film ini, adalah lagu “Kamu Nyatayang dibawakan oleh Izzy. Walaupun terbilang baru ia tetap pantas diperhitungkan di belatika musik rock Indonesia.

Selain ke dua lagu itu yang menjadi pilihan untuk soundtrack D’Bijis adalah, Superman Is Dead, yang mempermanis kisah The Bandits, Gigi dengan lagu Ketakpastian. Citra O.D. Selain lagu-lagu berirama rock n roll, ada juga juara Anugrah Musik Indonesia 2006 kategori Rap Terbaik, Bondan & F2B berjudul “Respect” lagu “Saksi Anarki” milik Edane membuat The Bandits semakin terasa bernyawa.

tangga - cinta begini - sony bmg indonesia


Tangga kini kembali lagi dengan beberapa kejutan. Musik baru, penampilan baru dan tentunya album baru. Pada awal kemunculan mereka di album pertama Tangga memang belum mengekspos wajah para personilnya, karena lebih ingin menampilkan karya-karyanya.

Oleh sebab itu, di cover album pertama hanya memperlihatkan kaki-kaki para personil. Setelah banyak orang lebih mengenal musik dan lagu-lagu Tangga, maka Tangga menjadikan album kedua ini sebagai momentum yang tepat untuk ‘menampilkan diri’ di cover album dengan menggunakan konsep lift atau elevator yang merupakan symbol dari pembaruan dan modernisasi Tangga.

Group vokal Tangga mempunyai motto ‘Ada Karena Beda, justru perbedaan yang kontras dari para personil menjadikan Tangga tampil lebih selaras dalam kesatuan. Bagi mereka perbedaan itu bukan masalah, melainkan sebuah anugerah, yang utama adalah itikad baik dan komitmen yang selalu terjaga di antara mereka yang bisa membuat Tangga selalu ada dan terus berkarya.

Album kedua ini masih memiliki benang merah dengan album pertama walaupun ada perbedaan yang cukup terasa, dalam album ini Tangga lebih banyak mengeksplor musik dan berani mencoba berbagai genre. Lalu, mengapa judul album yang dipilih adalah Cinta Begini? Menurut Kamga, judul tersebut sangat unik dan pas untuk anak muda masa kini. Lagipula sebelum album ini rilis, single lagu “Cinta Begini” sudah beredar di pasaran namun banyak orang yang belum tahu siapa yang menyanyikannya. Sering aku temukan, ada orang yang bilang ‘Eh, lagu Cinta Begini enak nih. Tapi siapa yang nyanyi ya?’ Jadi jika album ini sudah dirilis, orang lebih mudah mencari lagu tersebut dan tahu siapa grup yang menyanyikannya tandas Kamga.

Tema lagu yang diangkat dalam album ini juga masih seputar cinta. Bedanya, kehidupan cinta yang dikupas disini lebih meluas. Menurut Kamga, orang akan jenuh jika terus-terusan disuguhi lagu patah hati atau lagu cinta yang berakhir tidak happy ending. karena alasan itulah, Tangga mengangkat tema-tema lain. Sebagai contoh, dalam lagu Mamanya” yang bercerita tentang problem dengan ibu pacar. Atau tentang hubungan tanpa status. Tema-tema seperti inilah yang Tangga anggap menarik dan dirasa dekat dengan kehidupan sehari-hari. Lewat lirik yang tajam dan melodi yang dikemas ringan, Tangga ingin membawa pendengarnya flashback ke pengalaman hidup yang pernah dialami. Tangga juga mulai berani mengeksplorasi sisi musikalitasnya.

Banyak warna baru dalam album ini, seperti lagu “Tolong Catat” yang dimulai dengan dentingan gitar akustik Spanish pada intro, “Bukan Dia Yang Kuinginkan” yang berwarna jazzy bossanova, “Simple Love” yang diberi sedikit sentuhan slow R&B, lagu “Usai Disini” yang bernuansa Ballad R&B, “My Sweetest Enemy” yang bernuansa Reggae, lagu
“Jangan Tolak Aku” yang beraroma mix antara Disco dan Funk. Lagu terakhir ditutup dengan lagu “Mamanya” yang berirama dance. Dalam lagu ini, Tata kembali memperlihatkan kebolehannya dalam nge-rap. Yang unik, ada 2 track lagu yang merupakan insert berdurasi beberapa menit yang berisi percakapan seperti “Curhat dan opening lagu “Usai Disini”. Insert memang sudah menjadi ciri khas Tangga sejak album pertama. Untuk pemanis aja. Jadi kalo orang merasa agak jenuh mendengarkan 4-5 lagu terus-terusan bisa diselingi dengan mendengar insert,” ucap Kamga.

Harry Budiman masih tetap berperan sebagai arranger dan komposer lagu-lagu di album kedua Tangga. Sejak album pertama, Harry Budiman memang sudah in-charge. Di album kedua ini hampir 80% lagu masih digarap olehnya dan bekerja sama dengan band yang biasa menjadi pengiring Tangga. Sedangkan untuk liriknya dikerjakan bersama-sama oleh Johandi Yahya dan para personil Tangga. Sebelum mengundurkan diri, Desty sempat membantu dalam menulis lagu “Bukan Dia Yang Kuinginkan”. Kami memang masih junior dalam dunia musik dan belum piawai dalam hal aransemen lagu. Dari beberapa lagu yang kami buat sendiri, kami percayakan pada Mas Harry dan kawan-kawan yang menggarapnya. Walaupun begitu Tangga selalu terlibat di dalam penggarapan dengan menyumbangkan ide musik dan tema pembuatan lirik. Hampir 60% kami membantu untuk liriknya,” tutur Kamga mewakili suara personil Tangga lainnya.

Perbedaan karakter masing-masing personil adalah kekuatan dari group Tangga. Kalau dulu di album pertama orang-orang belum mengenal Tangga, sekarang kami sudah mulai berani buat nunjukin diri. Biar orang-orang lebih kenal Tangga. Bisa dilihat, keempat personil Tangga tampil dengan gayanya masing-masing yang berbeda-beda. Tata yang berkesan wild n grunge sangat kontras dengan Kamga yang dandy n romantic. Begitu pula dengan Nerra yang bergaya cute n girlie kontras dengan Chevrina yang tampil sensual n sexy. Lewat album “Cinta Begini”, Tangga menjanjikan sebuah kualitas musik yang lebih kaya warna, dengan berbekal tema kehidupan sehari-hari yang dapat menyentuh banyak orang, dan yang dikemas compact dalam satu album yang layak Anda miliki.

dewa 19 - kerajaan cinta [repackage republik cinta] - emi musik indonesia

DEWA is Back [again]! Setelah merilis album yang cukup kontroversial Laskar Cinta dan Republik Cinta, Dhani, Andra, Tyo, Yuke, dan Once, kembali merilis album repackage yang diberi titel KERAJAAN CINTA. Entah terdengar sombong atau percaya diri, tapi yang jelas Dhani mengklaim, "Permainan bermusik rock kami dalam album ini adalah yang paling tinggi", kata Dhani.

Di album ini, Dewa juga menyodorkan fakta baru, vokalisnya sekarang dua orang, Once dan Dhani. Sebelumnya Dhani juga kerap menyanyi, tapi lebih sebagai penyeimbang saja, tapi kini bersama Once, Dhani juga adalah vokalis. Di album repackage ini, Dewa 19 menyorongkan dua lagu baru yang berjudul Mati Aku Mati dan Dewi. Sementara lagu lainnya adalah lagu yang diambil dari album Republik Cinta.

Album lagu ini mengusung semangat baru dalam bermusik. "Dengan me-mix retro musik dan rock masa kini sebagaimana yang dilakukan Linkin Park, kami memformulasikan album ini", terang Dhani Ahmad. Album ini sangat computerized. Selain ekperimen dengan sampling, Dewa juga menyuguhkan musik yang lebih keras. Kemudian ritme yang dibawa juga cenderung ke speed rock. Di lagu ini, permainan tapping bas Yuke sangat kentara.

Yang jelas, album Dewa terbaru ini adalah Dewa yang lebih progresif. Soal diterima atau tidak, rasanya pasar juga yang menentukan. Apakah ini untuk mendongkrak album sebelumnya yang penjualannya 'biasa-biasa' saja? Entahlah, yang jelas, Dewa 19 masih berkarya.

taken from : http://tantomousic.blogspot.com

gita gutawa - s/t - sony bmg indonesia

Menyanyikan lagu-lagu dengan tehnik menyanyi high pitch bukanlah perkara mudah. Karena tidak sembarang orang dapat melakukannya. si cantik Aluna Sagita Gutawa, gadis yang kerap disapa Gita Gutawa ini memiliki karakter suara sopran sehingga ia dapat menyanyikan sejumlah lagu-lagu pop klasik yang high pitch. Putri komposer dan arangger kenamaan Erwin Gutawa ini nampaknya ingin mengikuti jejak sang ayah. Terjun di dunia musik.

Sebelumnya, Gita Gutawa dikenal sebagai penyanyi anak-anak yang pernah berduet dengan Donny ‘ Ada Band’ lewat lagu Yang Terbaik Bagimu (Jangan Lupakan Ayah). Lagu ini kemudian menjadi hits terjual lebih dari 850 ribu kopi dan membawa Gita & Donny sebagai nominasi Duet Terbaik kategori Pop AMI award 2005.

Debut album bertajuk namanya sendiri alias self titled album. Gita menamai genre albumnya ini sebagai album Pop Klasik. Erwin yang terjun langsung sebagai PRODUSER album buah hatinya ini. Gita sendiri take vocal di Jakarta, sedangkan mixing dan masteringnya dilakukan di Sydney , Australia. Production album ini dibuat serius dengan kualitas yang bagus.

“Liriknya tidak anak-anak, cenderung remaja malah. Aku sesuaikan saja tema lagunya untuk anak-anak yang sebaya denganku.” tutur siswi yang tengah bersekolah di SMP AL Izhar Pondok Labu ini. Untuk album ini, Gita bekerja sama dengan sejumlah musisi. Erwin Gutawa, Andi Rianto, dan Pink-pitt berperan sebagai aranger. Sedangkan untuk pencipta lagunya Gita bekerja sama dengan pencipta lagu ternama seperti Glenn Fredly, Melly Goeslaw, Harry Budiman, Dewiq, Krishna & Donnie ‘ada band’ hingga Eross Chandra.

Saat ini Gita juga tengah melakukan syuting untuk film serial TV drama musikal yang terdiri dari 5 episode, berjudul Ajari Aku Cinta dimana akan disiarkan di SCTV. Ceritanya sendiri diangkat dari lagu-lagu dalam album ini dan Gita berperan sebagai dirinya sendiri. Lagu pertama dibuka dengan lagu “Kembang Perawan” yang dijagokan sebagai hits dan tampil dengan nuansa teatrikal. Seperti dalam liriknya:

Aku mulai jatuh cinta

Papa biarlah aku

Menikmati semua

Anugerah hidupku

Nampak Gita mulai menikmati asyiknya jatuh cinta namun masih malu-malu dan meminta ijin kepada ortu. Lagu yang ditulis oleh Melly Goeslaw ini sudah diputar di radio-radio beberapa bulan sebelum perilisan album ini.

Ada juga lagu “Bukan Permainan” merupakan ungkapan perasaan remaja seumuran Gita yang sedang bangkit dari kesedihannya. Dalam video klipnya, Gita tengah bersepeda sambil bernyanyi menyusuri kota London yang modern. Kedua video klip ini disutradarai oleh Taba Sanchabachtiar.

Simak juga lagu indah Gita Gutawa lainnya seperti ”Apa Kata Bintang” yang melantun manis disertai dentingan gitar. Liriknya yang lugu menceritakan tentang seorang anak perempuan yang sedang melamun, dan ia mulai deg-degan merasakan cinta pertamanya. Sebuah pengalaman yang sangat lumrah dirasakan oleh semua orang.

Tak hanya lagu-lagu slow, ada pula lagu berirama riang seperti “Do Be Do”. Lagu ini mewakili figur anak remaja yang mandiri dan mulai mandiridan melakukan sesuatu dengan caranya sendiri. Yang unik, lagu ini mengambil disadur dari sebuah lagu asing dengan sound-sound musik Afrika yang kemudian liriknya diadaptasi oleh Eross Chandra.

“Sahabat Kecilku” merupakan ungkapan perasaan Gita saat berpisah dengan sahabat masa kecilnya. Hal yang juga pernah dirasakan oleh siapapun ketika pindah dari bangku TK menuju SD, ataupun dari bangku SD menuju SMP, karena mereka akan menemukan dunia yang baru. Dan perlahan mulai meninggalkan dunia anak-anaknya.

Gita mencoba membuat lirik lagu dalam sebuah lagu di albumnya. yaitu lagu “Surga di Bawah Telapak Kakimu”, Lagu yang ditulis Gita berdua dengan Donny ‘Ada Band’ sekaligus meneruskan kerja sama yang pernah dilakukan keduanya sebelumnya. Setelah sebelumnya bersama Donnie ’Ada band’ mengetengahkan mengenai ayah kini pepatah “Surga Berada Di Telapak Kaki Ibu” menginspirasi Gita dan Donny untuk menulis lirik lagu ini.

Tak hanya lagu berbahasa Indonesia , dalam album ini Gita juga memperlihatkan kebolehannya menyanyikan lagu dalam bahasa Inggris. Lagu “To Be One” disajikan apik dengan diiringi dentingan gitar akustik, ensemble orkestra dan juga choir yang membuat lagu ini menjadi berkesan megah dan elegan.

Gita yang menjadi anggota kelompok perdamaian dunia CISV (kelompok perdamaian dunia dibawah UNICEF) mempersembahkan sebuah lagu yang mengangkat tema tentang perdamaian dunia untuk seluruh umat manusia di seluruh dunia yang walaupun berbeda-beda agar dapat hidup bersatu dalam damai.

Dengarkan juga “Vocalizing” dimana Gita menonjolkan range kelebaran suaranya dari rendah ke tinggi dengan skill vokalnya yang luar biasa untuk seorang anak umur 13 tahun! Vocalizing sebenarnya adalah lagu yang biasa dinyanyikan Gita sebagai pemanasan sebelum bernyanyi. Karena dirasa unik dan indah, maka Vocalizing dimasukan ke dalam album ini.

“Gapailah cita-citamu setinggi langit!” pesan itulah yang ingin disampaikan dalam lagu “Your Love”, satu lagi lagu berbahasa inggris dimana Gita berduet dengan Delon yang dalam lagu ini berperan sebagai kakaknya. Lirknya bercerita bahwa kita bisa kuat dan berhasil meraih impian karena didukung oleh cinta kasih orang-orang disekitar kita. Lewat lagu ini, karakter suara keduanya yang pernah menjadi anggota paduan suara dimana Gita yang bersuara sopran dan Delon yang bersuara tenor diiringi oleh instrumentasi orkestra.. terdengar sangatlah indah…

Gita juga sama seperti remaja lainnya. Suka sekali curhat. Itu yang terlihat dalam lagu “Alunan Sebuah Lagu”. Lagu ini merupakan lagu spesial karena dibuat papa dan mamanya (Erwin dan Lulu) khusus untuk Gita. Didalamnya mengandung pesan,

Jika kamu bersedih bermain musiklah.

Karena musik juga bisa dijadikan tempat curhat

Musik dapat merubah suasana hatimu.

taken from : http://tamtomousic.blogspot.com

Friday, March 2, 2007

norah jones - not too late - blue note


Terus terang ada yang kurang jika menyimak album ketiga dari puteri Ravi Shankar ini. Salah satunya mungkin adalah bahwa Norah Jones tidak lagi didampingi produser bertangan dingin Arif Mardin yang telah berpulang ke rahmatullah tahun silam. Ada nuansa yang agak meredup. Ini mungkin subyektivitas saya belaka.

Tetapi menariknya, Norah Jones menyembulkan semangat yang luar biasa dalam menulis lagu. Hampir semua lagu yang termaktub di album ini merupakan karya Jones bersama dengan Lee Alexander, pemusik, produser dan merangkap kekasihnya.

Kabarnya album ini pun digarap di kediaman mereka berdua. Lirik-lirik yang ditulis Norah Jones pun cenderung personal. Jones bahkan mulai merambah ke gerbang politik. Simak saja "Wish I Could",sebuah narasi cinta berlatar peperangan

"She says "Love in the time of war is not fair
He was my man but they didn't care
Sent him far way from here
No goodbye,no goodbye"

Bisa jadi kita teringat tentang lagu-lagu (country) era 70-an yang menunjukkan kegeraman kaum wanita terpisah dengan pasangannya yang dikirim ke medan pertempuran Vietnam.
Di lagu ini jelas peperangan yang dimaksud adalah perang Irak !. Bahkan Norah Jones mulai menulis lirik politik . Simak lagu "My Dear Country"

"Cause we believed in our candidate But even more
It's the one we hate

I needed someone
I could shake
On election day"

Hmmmm.......apakah Norah Jones tengah merindukan sosok seperti Joan Baez ?
Yang jelas atmosfer musiknya toh tetap beragam ada yang bernuansa jazz,ada yang soul-flavour,sedikit rock dan sedikit country. Repertoar Norah Jones ini rasanya masih tepatlah untuk menemani anda menyeruput kopi di gerai Starbuck di mall-mall yang bertebaran di metropolis ini.

taken from : http://tantomosic,blogspot.com

muse - black holes and revelutions - warner music

Pertama kali mendengarkan lagu-lagu Muse. Seolah-olah kita dibawa masuk ke dalam sebuah lubang gelap dengan musik-musik yang bernuansa dark. Apalagi bebunyian electronic seperti synthisizer seolah-olah mengantarkan kita melewati perjalanan menuju lubang hitam itu.

Ada yang sedikit berbeda dari album Muse kali ini, sama seperti diberitakan sebelumnya ketika sedang pengerjaan album "Black Hole and Revelation" ini, yaitu drum yang lebih ngebeat yang cendrung ke dance serta sound yang lebih tebal. Memang benar sound drum di album ini bahkan cendrung ke sound industrial seperti zaman-zaman new wave mengiringi musik Muse yang kelam dengan vokal Matthew Bellamy yang murung merintih-rintih.

Muse
yang sejak awal berdirinya masih konsisten bertiga dengan personel yang tetap yaitu Matthew Bellamy (vokal, gitar, piano), Chris Wolstenhome (bass, vokal) dan Dominic Howard (drum). Telah berhasil menyihir publik Inggris dengan kedahsyatan musiknya. Minimnya personel tidak mengakibatkan musik mereka simple, justru musik mereka sangat ramai dan powerful banget. Matt seolah seorang profesor gila yang mampu menggabungkan formula-formula baru dalam musiknya. Bahkan sound bass dan drum mereka pun sangat tebal. Publik musik Inggris bahkan menganggap musik mereka adalah gabungan antara Queen dan Radiohead yang merupakan satu negara dengan mereka, namun kedua band ini memiliki perbedaan bagai siang dan malam. Di Queen kita menemukan kerapian dan kedisiplinan dalam penempatan harmonisasinya, sedangkan di Radiohead kerapian dan ketidak konsistenan merupakan konsep mereka. Bagi Muse kedua konsep band tersebut bisa menyatu.

Di album baru ini sang profesor gila kembali dengan formula-formula barunya. Berikut akan gw bahas satu persatu dari albumnya. Lagu pertama yang berjudul Take a Bow ini memang pantas dijadikan lagu pembuka. Awalnya gw pikir ini lagu remakenya Madonna yang judulnya sama, e.. taunya beda banget. Baru denger aja kita udah digeber ama sythisizer apregiator yang naik turun seolah menggambarkan mesin baru diidupin dan kita bersiap-siap untuk melaju. Memang benar, terang aja pada pertengahan lagu baru nongol drum yang seolah menggambarkan kalo rodanya udah berputar. Mungkin pada album Absolution sama kasusnya, Muse juga membuka albumnya dengan gemuruh suara genderang perang dan kemudian disambung dengan apocalyptic.

Lanjut pada lagu berikutnya ada
"Starlight" yang langsung di buka dengan sound bass distorsi dan drum yang cukup ngebeat dan melodi dari piano, sungguh terasa nuansa new wavenya. Lanjut ke single andalan mereka "Supermassive Black Hole" yang juga ngebeat dengan dentuman drum yang seolah elektrik ditambah chord gitar yang diulang-ulang seolah menegaskan bahwa ini adalah lagu dance, tapi yang paling keren disini adalah vokalnya yang nyanyi secara falseto dari awal sampe akhir, keren banget. Boleh dibilang ini lagu emang beda dari lagu-lagu Muse yang pernah ada.

"Map of Problematique" boleh dibilang hampir sama dengan lagu-lagu lawas Muse. Disini ciri khas muse dari album yang terdahulu tetap dipertahankan, tapi yang beda adalah melodi yang dimainkan dengan piano yang sayup-sayup sampai dilatari sound apregiator yang konstan dari awal lagu. Justu pada lagu selanjutnya "Soldier Poem" mereka mencoba bermain lembut dengan nada Jazz ala Muse. Yang unik dari lagu ini backing vokalnya bagus, seolah mengingatkan pada lagu "Love of My Life"-nya Queen. Terang aja setelah lagu berjudul "Soldier Poem" ini selanjutnya disambung dengan drum yang bernuansa marching pada lagu "Invincible". Seolah menyambung puisinya dengan "Soldier Poem tadi". Tapi tarikan vokal Matt pada lagu ini kadang terasa mirip Hyde - L'arc en Ciel, memang sih kadang musik-musik J-rock terdengar mirip dengan Muse.

Selanjutnya ada
"Assasin" yang mengingatkan kita dengan konsep rock yang biasa dimainkan Muse yaitu gemuruh suara drum ditambah distorsi gitar. Exo-Politic lumayan beda karena drumnya ngebeat. Lagu yang lumayan unik yaitu "City of Delution" disini Muse berhasil bereksperimen dengan musik Arab pada orkestrasi stringnya, dan melody yang dimainkan dengan trompet seolah membawa kita ke negri 1001 malam, dan yang paling dahsyatnya ini lagu ngerock abis. Lagu berikutnya kita dibawa cooling down dengan menonton matador sejenak di lagu "Hoodoo", sebab ini paling lambat temponya. Namun diakhir lagu kita bakal diajak bangkit dengan dentuman drum dan sayatan strings seolah menggambarkan istirahat sejenak.

Lagu penutup yang berjudul "
Knights of Cydonia" seolah membangkitkan semangat juang kita. Lagu ini emang menggambarkan courageus, proudness dengan harmonisasi trompet perang serta ada choir yang disambung drum yang berritmik marching seolah memaksa kita untuk berdiri menghentakkan kaki sambil mengepalkan tangan dan mengacungkannya mengiringi irama lagunya. Inilah akhir perjalanan menuju lubang hitam bersama Muse. Kita sudah sampai dilubang tersebut.

Untuk mendengarkan album ini sebaiknya musiker dengerin dari awal sampai akhir, gunakan headset, duduk santai, pejamkan mata dan musiker akan melihat sebuah gambar film yang sangat dahsyat yang ditayangkan di otak anda. Cobalah...!!!! Memang bener-bener sebuah proses brainwashing yang sangat hebat dari profesor
Muse.


taken from : http://tamtomousic.blogspot.com/

Saturday, February 24, 2007

andra & the backbone - s/t - emi music indonesia


Setelah Dewa Budjana, sekarang giliran gitaris Dewa 19. Andra akhirnya membuat debut solo album. Bersama Dedy sebagai vokalis dan Steve Item sebagi gitaris, Andra menamakan band barunya dengan panggian, Andra and The Backbone. Album perdana self-titled pun dirilis dengan bantuan Ahmad Dhani sebagai manajer.

Sebagai pembuka, Andra and The Backbone mengambil hits “Musnah” dengan balutan pop dan rock yang terdengar sangat kuat. Permainan gitar yang keren, jadi alasan kuat idialisme Andra tertuang tegas. Coba perhatikan liriknya yang menceritakan tentang sakit hati dan cinta.

Bukan maksud hatiku

Acuhkan dirimu di depan mataku

Tapi ku tak bias lupakan

Saat dirimu terhina

Lagu lain dalam album ini pun tak kalah hebatnya. “Terdalam” menjadi satu lagu menonjol karakter khas vocal Dedy yang mirip dengan Once. Mungkin hal ini dikarenakan pengaruh Dewa 19 yang masih terngiang di benak Andra. Dewa 19, hanya saja di band barunya ini permainan gitarnnya terdengar lebih lugas, ngerock, dan hamper mirip band Creed, asal USA. Ditambah hentakan dan dentuman sanga drummer, cukuplah membuat kepala penggemar musik cadas terangguk-angguk.

Karakter vocal Dedy pun kembali menonjol di “Hanya Dirimu”. Lagi-lagi nyaris mirip Once. Jika kamu mencari alnunan gitar ala Andra, “Lagi..Dan..Lagi” dan “Tidurlah” bias jadi pilihan. Namun “Saat Dunia Masih Milik Kita” terdengar agak cheesy. “Perih” dan “Di Telan Bumi” merupakan dua lagu mellow di self titled ini.

taken from : www.detikhot.com

my chemical romance - the black parade - warner music


Di album ketiganya ini MCR sepertinya ingin konsep rock opera seperti apa yang dilakukan Green Day lewat American Idiot. Single “Welcome To The Black Parade” memang sukses membawa propaganda rock opera kedalama subtansi gloomy dan dark. Namun sayangnya tidak untuk lagu-lagu lainnya. Track pembuka ”The End” terdengar kurang sempurna sebagai lagu pengantar menuju lagu kedua dead yang mengusung punk ala buzzrock. Beberapa lagu menunjukan mereka terinpirasi queen , bowie bahkan alice chooper saya agak mengganggu mendengar lagu "I Don't Love You", sepertinya ini melenceng dari konteks yang mereka usung. Persembahan balada dengan dominasi piano ada pada lagu "Cancer" terdengar cheesy. Seperti losing sense of humor ketika saya mendengar track ‘mama ‘dan teenager mcr are in danger of forgetting that hooks, riffs, and aggression. Penjabaran yang kurang sempurna tapi memikat.

taken from : trax magz

Sebenarnya, merunut sejarah band bernama MY CHEMICAL ROMANCE [atau bisa juga disebut My Chem atau MCR] berarti kita bicara pengalaman pahit yang dilihat langsung oleh vokalisnya, Gerrard Way.
Gerrard adalah salah satu saksi hidup ketika teroris meruntuhkan World Trade Center, 11 September 2001 silam. Rasa marah, kesal, gelisah, sedih dan resahnya kemudian dituangkan dalam lagu berjudul "Skylines and Turntiles". Lagu itu juga menjadi semacam opening band yang akhirnya dibentuk oleh Gerrard Way bareng Matt ‘Otter’ Pellisier [drummer pertama yang sudah cabut].

Nama band sendiri diusulkan oleh basis Mike Way ketika membaca buku berjudul "Ectassy : Three Tales of Chemical Romance", tulisan Irvine Welsh. Kini band yang diawaki juga oleh Bob Byar [drum], Frank Lero [rhythm gitar], Ray Toro [lead gitar] menjelma menjadi salah satu band papan atas di ranah rock. Mereka terbentuk September tahun 2001 di New Jersey.

MCR “nyaris” identik dengan musik yang berhubungan dengan kematian, horor dan kegelapan. Sebuah pilihan yang dari awal memang sudah mereka tonjolkan. Imej inilah yang MCR bentuk dari awal berdirinya, meski kemudian banyak kritikus musik ya menggolongkan mereka secara perlahan-lahan masuk dalam ranah emo. Tudingan sebagai “anak-anak emo” ini pernah secara kasar dilontarkan oleh band Inggris Kasabian yang menyebut MCR dengan “clowns” atau “emo kids”. Entah mengapa, Kasabian menyebut MCR sebagai satu band yang tidak punya sesuatu yang positif untuk dikatakan. Alamak, segitunya….

MCR juga pernah membatalkan beberapa konser lantaran ketika sedang menggarap video klip "Welcome to The Black Parade" dan "Famous Last Words" [bakal jadi single ke-2] yang digarap oleh Sam Bayer [pernah menggarap klip sukses Nirvana "Smells Like Teen Spirit" dan American Idiot-nya Green Day]. Gara-garanya adalah Gerard Way cedera engkel sementara Bob Byar harus dirawat di rumah sakit karena infeksi. Untung saja dua klip yang sedang digarap sudah selesai.

MCR juga memilih menjadi band dengan basis massa ‘bawah tanah’ atau kelompok akar rumput [grassroots]. Mereka punya fans yang siap “mencaci-maki” habis-habisan dalam forum yang mereka bikin, termasuk di situs resmi mereka. Sisi positifnya adalah, MCR menolak segala atribut yang biasanya dilekatkan pada band, seperti ‘sex icon’ dan sebagainya. Fans membuat mereka menjadi “diri mereka sendiri”.

Album ketiga [yang major label] mereka The Black Parade menempatkan mereka pada tataran papan atas band pengusung alternative rock. Banyak kritikus yang menempatkan album ini sebagai ‘album paling ditunggu’ 2006. Single ‘Welcome to The Black Parade’ menjadi anthem yang wajib diputar [dan dinyanyikan]. Keberanian mempertahankan ciri “gelapnya” menjadikan My Chemical Romance sebagai ‘most wanted band’ terkini.

Tracklisting:
1. The End

2. Dead!
3. This Is How I Disappear
4. The Sharpest Lives
5. Welcome To The Black Parade
6. I Don't Love You
7. House Of Wolves
8. Cancer
9. Mama
10. Sleep
11. Teenagers
12. Disenchanted

13. Famous Last Words

taken from : http://tamtomousic.blogspot.com/

Thursday, February 15, 2007

nidji - breaktru' (english version) - musika studio - sony bmg


Bulan Maret 2007 (tanggal tepatnya belum boleh diumumkan di sini tapi yang jelas di awal bulan), album NIDJI Breakthru’ versi bahasa inggris bakalan diluncurkan di pasar musik indonesia melengkapi album Breakthru' versi sebelumnya yang telah dilaunching di Hard Rock Cafe (18.05.2006). Salah satu band di bawah naungan Musica ini sebelumnya udah merilis album Breakthru' versi English yang diedarkan Sony BMG untuk pasar mancanegara seperti Thailand, Philipina, Korea dan beberapa negara asia lainnya. Untuk pasar mancanegara sendiri harga CD-nya juga lebih mahal kalo di kurs ke rupiah contohnya harga CD Breakthru' di Thailand dipatok sekitar 269 sampai 300 bath alias sekitar 70ribu-an Rupiah (mahal banget kan? CD yang versi Indonesia aja cuman 35Ribu rupiah....)

Untuk versi mancanegara ada tambahan 1 track, lagu "Heaven" yang di remix ama RunD, dan lagu lainnya 10 track sama dengan versi indonesia yaitu: "Hard To Feel" ("Hapus Aku"), "Child", "Lights Of Love" ("Bila Aku Jatuh Cinta"), "Heaven", "Don't Stop" ("Engkau"), "Believe" ("Sudah"), "Disco Lazy Time", "Breakthrough", "Angel (Walk, Talk, Sing & Bleed)" ("Manusia Sempurna"), "Adam And Eve "("Kau & Aku") dan terakhir di track 11 Heaven (Remix Version).

Tidak semua lagu NIDJI versi english liriknya (atau arti dari bahasa inggris) sama dengan versi Indonesia, kecuali "Heaven", "Child", "Breakthrough" dan "Disco Lazy Time". "Hapus Aku" di versi english diganti jadi "Hard To Feel" yang isi lagunya berbeda. Di lagu "Manusia Sempurna" pake judul "Angel (Walk, Talk, Sing & Bleed)" barisan kata-kata lagu "Manusia Sempurna" di album versi indonesia. Begitu juga di lagu "Engkau", "Sudah", "Bila Aku Jatuh Cinta" dan lagu "Kau dan Aku" di track ke 10 dengan judul "Adam & Eve".

Dari segi musik, ada versi lain dari lagu "Child" yang berbeda dengan yang versi indonesia, kalo "Heaven", "Breakthrough", "Disco Lazy Time" tidak ada bedanya alias persis dengan versi album indonesia. Untuk lagu lain yang aslinya berbahasa indonesia-pun, di versi english ini selain beda artinya juga ada bebarapa improvisasi dari Giring yang bikin asik dan beda di versi englishnya.

Salah satu karya Run-D yang mengolah lagu "Heaven" jadi bener-bener beda, vokal giring yang juga beda dan aneh (bukan seperti Giring yang nyanyiin..), track ini enak buat yang doyan ajeb-ajeb. Dari segi lirik gak semua lirik aslinya nongol di lagu ini, cuman teriakan refrain "Heaven" berkali-kali disela-sela keyboard Run-D.

taken from : www.nidji.blogspot.com

Saturday, February 10, 2007

stereomatic - s/t - aksara record

Lirik romantis dalam kemasan musik elektronik dari duo Aroel dan Maria ini menarik untuk disimak. Meski term elektronik yang mereka usung bukalah sesuatu yang baru,.at least mereka adalah pilihan lain setelah Goodnight Elektrik dan Homogenic. Gaya vocal Maria yang mengingatkan saya akan Nina Perssnon (The Cardigans) menjadi nilai plus. Meski tema cinta menjadi topik utama dari lirik mereka, namun dengan manis aransemen kemasan musik mereka, lirik justru menjadi terkesampingkan. Pun mininya eksplorasi melodi di tiap lagu, yang akan terdengar sedikit membosankan, namun tertolong dengan aransemen musiknya yang cukup beragam, sehingga kesuluruhan album tidak terlihat terlalu flat. Beberapa single seperti “Takut”, “Let’s Disco”, “I Can’t Marry You” dan “Lagu Merindu” patut untuk di-higlight. Sayangnya single terakhir “You” yang justru harus mendapatkan nilai lebih justru mendapatkan outro dengan durasi yang sedikit. Overvall, keseluruhan album cukup bagus. Tidak terlalau komersil namun tetap terdengar catchy untuk kuping mainstream.

taken from : trax magz

Friday, February 9, 2007

saosin - s/t - capitol

The Band’s first major lebel debut, dan album pertamanya sejak vokalisnya Anthony Green keluar dan embentuk Circa Survive. Penggantinya Cove Rebber bias dibilang menunjukkan kemampuan pada olah vocal yang tidak bias dianggap remeh, dengan suaranya yang angelic dan unik. Saosin berhasil menemukan vokalis yang bias mengimbangi Green, atau malah lebih baik. Tanpa pretentious emotional screaming, walau kadang liriknya agak cheesy. Kemampuannya mengolah nada yang dinamik memperkuat yang sangat gitar oriented, dengan permainan drum yang tidak monoton. Mood tiap lagu terbangun dengan alur yang tidak memaksa. Album ini tidak sekeras Transliting The Name, tapi melangkah jauh dari hanya menjadi band screamo yang tipikal. Dengan lagu seperti “It’s Far Better To Learn”, “It’s So Simple”, “Voices”, “Collapse”, “You’re Not Alone”, “Some Sense of Security”jelas “the new” Saosin menunjukkan kelasnya lewat album ini. To hell with everybody else think, I must say this is a great album.

taken from : trax magz

Thursday, February 8, 2007

nidji - breakthru' - musica studio



Bicara soal Breakthru’ milik Nidji adalah bicara tentang kualitas rekaman dan materi album yang diatas rata-rata album Indonesia pada umumnya. Dua poin di atas adalah beberapa hal yang dapat menjadikan Nidji terbaik pada tahun 2006 ini. ‘Petunjuk’ lainnya adalah saya yang mendengarkan lagu ini berulang-ulang kali tidak membuat saya menjadi bosan [musiknya tidak masuk katagori cheesy] dan bagaimana giring, adri,run-d,ariel,rama,dan andro dengan pintarnya mengaransement lagu-lagu british pop ini. Musica Studio pun bekerja sama dengan Sony BMG mengeluarkan album Breakthru' versi internasional, yang Maret 2007 ini akan dipasarkan di Indonesia setelah 1 tahun beredar di pasar Asia.Rentetan track yang rapi dapat didengarkan oleh telinga-telinga mainstream dan berarti hampir semua orang Asia dapat menikmati semua lagunya. Dan itulah yang terpenting, kenapa begitu?? Memang musik itu adalah bahasa ekspresi. Sarana bagi sang musisi untuk menunujukkan apa yang sedang ada dalam pikirannya saat itu. Parameter lainnya adalah album ini dapat diterima dengan cukup baik oleh masyatakat. Track indah dari “Child”, “Sudah”, “Hapus Aku”, “Bila Aku Jatuh Cinta”, “Kau Dan Aku”, “Disco Lazy Time” merupakan single-single luar biasa dari album debut Nidji ini.


taken from : trax magz

Setelah denger lengkap album Nidji "Breakthru" tak terasa seperti denger kelompok musik aliran modern rock bule (terutama band-band british) dengan irama yang familiar dan enak di kuping, apalagi pada lagu dengan bahasa Inggris.
Emang mereka ngakuin kalo terpengaruh ama band-band luar seperti Coldpaly, Keane, L'Arc-en-ciel, Go Go Dolls, U2, Radiohead, Smashing Pumpkins, The Verve, Dave Mathews & The Killers.
Dengan format musik modern rock yang dipadu ama unsur punk, pop, alternatif & progresif emang secara langsung maupun tak langsung Nidji terpengaruh & terinspirasi ama band-band tersebut.

Yang menjadi nilai lebih dari Nidji juga karena karakter suara (dan rambut kribo?) dari Giring sang vokalis yang khas, fasih dan kental aroma britishnya.
Selain itu Nidji merupakan satu-satunya band baru yang dianak-emaskan Musica untuk menembus pasar internasional negeri seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Jepang dan Korea untuk tahap awalnya. Dan untuk pasar lokalpun promosinya digeber habis-habisan dibandingkan band baru lainnya dari Musica seperti masuk di MTV Exclusive Artists dan penayangan video klip or nongol di TV yang lebih sering hingga da media yang bilang kalo Nidji bakal menggusur Samsons. Ya kita tunggu aja!.

Nidji, bersal dari kata Jepang Niji yang berarti pelangi yang merefleksikan warna musik dari para personil yang beragam dari kelompok musik asal Jakarta yang diproduseri Noey Java Jive (sebelumnya Noe melejitkan Peterpan & Letto).
Nidji sebenernya terbentuk tahun 2002 dan formasi terakhir beranggitakan Giring (Vokal), Rama (Gitar), Ariel (Gitar), Randy (Keyboard), Andro (Bas) dan Adri (Drum).

Seluruh lagu dari album Breaktru berjumlah 10 buah (Sudah, Hapus Aku, Bila Aku Jatuh Cinta, Heaven, Manusia Sempurna, Child, Disco Lazy Time, Engkau, Breakthrough & Kau Dan Aku) dengan warna yang berbeda-beda mulai dari yang romantis sampai yang berirama disko .

Sebut saja track "Sudah", "Hapus Aku", "Bila Aku Jatuh Cinta" yang banyak bermain dengan ritme slow melankolis dan easy listening dengan kental aroma Coldplay-nya, nyaman di kuping serta mengena dengan lirik-liriknya.

Single yang paling enak didengar yakni "Child" sangat menyentuh sampai akhir lagu, dibuka sama denting piano yang memainkan satu not secara repetitif plus entakan drum sebagai ground, singel ini langsung mengingatkan kita pada Coldplay.
Lafal british Giring yang nyaris sempurna dalam menyanyikan lirik dalam bahasa inggris, plus timbre dan cengkoknya yang mirip-mirip orang bule, makin memperkuat kesan itu.

Single kedua mereka "Sudah" yang akan membawa kita ikut merasakan pedih dan dramatisnya sebuah kejadian yang memilukan dan mengiris lubuk hati kita yang paling dalam, sebuah kejadian cinta yang sangat menyentuh dan seringkali terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.
Beat drum, suara keyboard dan vocal Giring yang soulful diawal lagu langsung membawa kita ke suasana sebuah hati yang penuh penyesalan pada sebuah tragedi yang telah terjadi atas ketidakcocokan dalam satu hubungan yang terpakasa harus berakhir walaupun masih saling menyayangi, apalagi dengan sentuhan gitar akustik yang dimainkan Rama.
Semuanya dikemas rapi dengan nuansa britpop yang kental. Musiknya menjadi penuh dan mantap.
Dramatisasi lagu ini diperkuat suara string pada bridge setelah reffrain dengan lirik yang amat menyentuh itu.

Single "Heaven" yang sempat terasa Keane sbenernya sempet dirilis sekitar akhir 2004 dalam bentuk mini album (2 lagu) oleh produser independen cuma dicetak sekitar 500 keping, mini album berbahasa Inggris itu ternyata laris manis.
Singel "Heaven" pun sempat jadi jawara di chart independen beberapa radio swasta beken di Jakarta.
“Heaven buat kami tuh ibarat cerminan enerjinya Nidji. Almost perfect deh. Dari segi lirik maupun musik. Kami selalu enjoy maininnya,” ungkap Rama, gitaris yang sampe saat ini masih nyambi sebagai penyiar di sebuah radio swasta di Jakarta.
“Makanya kami ngotot buat masukin lagu ini ke album ini. Biarpun konsekuensinya kami musti take ulang, dan sedikit diubah aransemennya,” timpal Giring, yang membuat sebagian besar lagu Nidji.

Mo denger pengaruh kelompok bule yang lain?
Coba simak "Manusia Sempurna" & "Jika Kau dan Aku" kita akan terbawa nuansa yang dingin namun ramah ala Embrace.
Trus simak "Hapus Aku, "Engkau" dan "Heaven" kita diajak untuk sedikit mengentakkan kaki sembari memupuk sedikit optimisme dalam atmosfer anthemic ala Keane.
Jangan kaget pula kalo setelah puas merenung tau-tau kita dibawa berjingkrak dalam balutan new wave ala The Killers atau Interpol dalam lagu "Disco Lazy Time" dan "Breakthrough"

So... itulah Nidji satu lagi musik indonesia yang berwarna pelangi

taken from : http://tamtomousic.blogspot.com/