Saturday, March 3, 2007

d' bijis - ost. d' bijis - sony bmg

Bukan hanya film nya yang layak untuk di nikmati, tapi lagu-lagu yang ada di film tersebut benar-benar membuat D`bijis lebih terasa di hati penonton!

Adalah sebuah film produksi Rapi Film menceritakan kehidupan sebuah band lengkap dengan masalah dan romantika. Di bintangi oleh Garry Iskak, Tora Sudiro, Rianti Cartwright, Darius Sinathrya, dan Indra Birowo, dan dengan arahan sutradara Rako Prijanto dan scenario ditulis Titin Watimena film ini menjanjikan drama komedi yang layak untuk ditonton karena sangat menghibur. Lagu-lagu nya sukses mempermainkan emosi para penonton di tiap adegan.

Fim dari Clas Movie ini melibatkan Bongky BIP untuk menata dengan keren musiknya dan soundtracknya tentu diproduksi Sony BMG berisikan 10 buah lagu dari artis-artis rock dalam negeri. Album soundtrack ini juga mendatangkan dua penyanyi baru dengan suara mempunyai khas sendiri-sendiri di blantika musik. “Tuhan KirimKamu wajib kamu dengerin, lagu ciptaan Bongky dinyanyikan oleh Aby. Dengan irama ballad rock n roll dengan vokal Aby yang terasa serasi membuat D’ Bijis semakin hidup. first single dan theme song film ini, adalah lagu “Kamu Nyatayang dibawakan oleh Izzy. Walaupun terbilang baru ia tetap pantas diperhitungkan di belatika musik rock Indonesia.

Selain ke dua lagu itu yang menjadi pilihan untuk soundtrack D’Bijis adalah, Superman Is Dead, yang mempermanis kisah The Bandits, Gigi dengan lagu Ketakpastian. Citra O.D. Selain lagu-lagu berirama rock n roll, ada juga juara Anugrah Musik Indonesia 2006 kategori Rap Terbaik, Bondan & F2B berjudul “Respect” lagu “Saksi Anarki” milik Edane membuat The Bandits semakin terasa bernyawa.

tangga - cinta begini - sony bmg indonesia


Tangga kini kembali lagi dengan beberapa kejutan. Musik baru, penampilan baru dan tentunya album baru. Pada awal kemunculan mereka di album pertama Tangga memang belum mengekspos wajah para personilnya, karena lebih ingin menampilkan karya-karyanya.

Oleh sebab itu, di cover album pertama hanya memperlihatkan kaki-kaki para personil. Setelah banyak orang lebih mengenal musik dan lagu-lagu Tangga, maka Tangga menjadikan album kedua ini sebagai momentum yang tepat untuk ‘menampilkan diri’ di cover album dengan menggunakan konsep lift atau elevator yang merupakan symbol dari pembaruan dan modernisasi Tangga.

Group vokal Tangga mempunyai motto ‘Ada Karena Beda, justru perbedaan yang kontras dari para personil menjadikan Tangga tampil lebih selaras dalam kesatuan. Bagi mereka perbedaan itu bukan masalah, melainkan sebuah anugerah, yang utama adalah itikad baik dan komitmen yang selalu terjaga di antara mereka yang bisa membuat Tangga selalu ada dan terus berkarya.

Album kedua ini masih memiliki benang merah dengan album pertama walaupun ada perbedaan yang cukup terasa, dalam album ini Tangga lebih banyak mengeksplor musik dan berani mencoba berbagai genre. Lalu, mengapa judul album yang dipilih adalah Cinta Begini? Menurut Kamga, judul tersebut sangat unik dan pas untuk anak muda masa kini. Lagipula sebelum album ini rilis, single lagu “Cinta Begini” sudah beredar di pasaran namun banyak orang yang belum tahu siapa yang menyanyikannya. Sering aku temukan, ada orang yang bilang ‘Eh, lagu Cinta Begini enak nih. Tapi siapa yang nyanyi ya?’ Jadi jika album ini sudah dirilis, orang lebih mudah mencari lagu tersebut dan tahu siapa grup yang menyanyikannya tandas Kamga.

Tema lagu yang diangkat dalam album ini juga masih seputar cinta. Bedanya, kehidupan cinta yang dikupas disini lebih meluas. Menurut Kamga, orang akan jenuh jika terus-terusan disuguhi lagu patah hati atau lagu cinta yang berakhir tidak happy ending. karena alasan itulah, Tangga mengangkat tema-tema lain. Sebagai contoh, dalam lagu Mamanya” yang bercerita tentang problem dengan ibu pacar. Atau tentang hubungan tanpa status. Tema-tema seperti inilah yang Tangga anggap menarik dan dirasa dekat dengan kehidupan sehari-hari. Lewat lirik yang tajam dan melodi yang dikemas ringan, Tangga ingin membawa pendengarnya flashback ke pengalaman hidup yang pernah dialami. Tangga juga mulai berani mengeksplorasi sisi musikalitasnya.

Banyak warna baru dalam album ini, seperti lagu “Tolong Catat” yang dimulai dengan dentingan gitar akustik Spanish pada intro, “Bukan Dia Yang Kuinginkan” yang berwarna jazzy bossanova, “Simple Love” yang diberi sedikit sentuhan slow R&B, lagu “Usai Disini” yang bernuansa Ballad R&B, “My Sweetest Enemy” yang bernuansa Reggae, lagu
“Jangan Tolak Aku” yang beraroma mix antara Disco dan Funk. Lagu terakhir ditutup dengan lagu “Mamanya” yang berirama dance. Dalam lagu ini, Tata kembali memperlihatkan kebolehannya dalam nge-rap. Yang unik, ada 2 track lagu yang merupakan insert berdurasi beberapa menit yang berisi percakapan seperti “Curhat dan opening lagu “Usai Disini”. Insert memang sudah menjadi ciri khas Tangga sejak album pertama. Untuk pemanis aja. Jadi kalo orang merasa agak jenuh mendengarkan 4-5 lagu terus-terusan bisa diselingi dengan mendengar insert,” ucap Kamga.

Harry Budiman masih tetap berperan sebagai arranger dan komposer lagu-lagu di album kedua Tangga. Sejak album pertama, Harry Budiman memang sudah in-charge. Di album kedua ini hampir 80% lagu masih digarap olehnya dan bekerja sama dengan band yang biasa menjadi pengiring Tangga. Sedangkan untuk liriknya dikerjakan bersama-sama oleh Johandi Yahya dan para personil Tangga. Sebelum mengundurkan diri, Desty sempat membantu dalam menulis lagu “Bukan Dia Yang Kuinginkan”. Kami memang masih junior dalam dunia musik dan belum piawai dalam hal aransemen lagu. Dari beberapa lagu yang kami buat sendiri, kami percayakan pada Mas Harry dan kawan-kawan yang menggarapnya. Walaupun begitu Tangga selalu terlibat di dalam penggarapan dengan menyumbangkan ide musik dan tema pembuatan lirik. Hampir 60% kami membantu untuk liriknya,” tutur Kamga mewakili suara personil Tangga lainnya.

Perbedaan karakter masing-masing personil adalah kekuatan dari group Tangga. Kalau dulu di album pertama orang-orang belum mengenal Tangga, sekarang kami sudah mulai berani buat nunjukin diri. Biar orang-orang lebih kenal Tangga. Bisa dilihat, keempat personil Tangga tampil dengan gayanya masing-masing yang berbeda-beda. Tata yang berkesan wild n grunge sangat kontras dengan Kamga yang dandy n romantic. Begitu pula dengan Nerra yang bergaya cute n girlie kontras dengan Chevrina yang tampil sensual n sexy. Lewat album “Cinta Begini”, Tangga menjanjikan sebuah kualitas musik yang lebih kaya warna, dengan berbekal tema kehidupan sehari-hari yang dapat menyentuh banyak orang, dan yang dikemas compact dalam satu album yang layak Anda miliki.

dewa 19 - kerajaan cinta [repackage republik cinta] - emi musik indonesia

DEWA is Back [again]! Setelah merilis album yang cukup kontroversial Laskar Cinta dan Republik Cinta, Dhani, Andra, Tyo, Yuke, dan Once, kembali merilis album repackage yang diberi titel KERAJAAN CINTA. Entah terdengar sombong atau percaya diri, tapi yang jelas Dhani mengklaim, "Permainan bermusik rock kami dalam album ini adalah yang paling tinggi", kata Dhani.

Di album ini, Dewa juga menyodorkan fakta baru, vokalisnya sekarang dua orang, Once dan Dhani. Sebelumnya Dhani juga kerap menyanyi, tapi lebih sebagai penyeimbang saja, tapi kini bersama Once, Dhani juga adalah vokalis. Di album repackage ini, Dewa 19 menyorongkan dua lagu baru yang berjudul Mati Aku Mati dan Dewi. Sementara lagu lainnya adalah lagu yang diambil dari album Republik Cinta.

Album lagu ini mengusung semangat baru dalam bermusik. "Dengan me-mix retro musik dan rock masa kini sebagaimana yang dilakukan Linkin Park, kami memformulasikan album ini", terang Dhani Ahmad. Album ini sangat computerized. Selain ekperimen dengan sampling, Dewa juga menyuguhkan musik yang lebih keras. Kemudian ritme yang dibawa juga cenderung ke speed rock. Di lagu ini, permainan tapping bas Yuke sangat kentara.

Yang jelas, album Dewa terbaru ini adalah Dewa yang lebih progresif. Soal diterima atau tidak, rasanya pasar juga yang menentukan. Apakah ini untuk mendongkrak album sebelumnya yang penjualannya 'biasa-biasa' saja? Entahlah, yang jelas, Dewa 19 masih berkarya.

taken from : http://tantomousic.blogspot.com

gita gutawa - s/t - sony bmg indonesia

Menyanyikan lagu-lagu dengan tehnik menyanyi high pitch bukanlah perkara mudah. Karena tidak sembarang orang dapat melakukannya. si cantik Aluna Sagita Gutawa, gadis yang kerap disapa Gita Gutawa ini memiliki karakter suara sopran sehingga ia dapat menyanyikan sejumlah lagu-lagu pop klasik yang high pitch. Putri komposer dan arangger kenamaan Erwin Gutawa ini nampaknya ingin mengikuti jejak sang ayah. Terjun di dunia musik.

Sebelumnya, Gita Gutawa dikenal sebagai penyanyi anak-anak yang pernah berduet dengan Donny ‘ Ada Band’ lewat lagu Yang Terbaik Bagimu (Jangan Lupakan Ayah). Lagu ini kemudian menjadi hits terjual lebih dari 850 ribu kopi dan membawa Gita & Donny sebagai nominasi Duet Terbaik kategori Pop AMI award 2005.

Debut album bertajuk namanya sendiri alias self titled album. Gita menamai genre albumnya ini sebagai album Pop Klasik. Erwin yang terjun langsung sebagai PRODUSER album buah hatinya ini. Gita sendiri take vocal di Jakarta, sedangkan mixing dan masteringnya dilakukan di Sydney , Australia. Production album ini dibuat serius dengan kualitas yang bagus.

“Liriknya tidak anak-anak, cenderung remaja malah. Aku sesuaikan saja tema lagunya untuk anak-anak yang sebaya denganku.” tutur siswi yang tengah bersekolah di SMP AL Izhar Pondok Labu ini. Untuk album ini, Gita bekerja sama dengan sejumlah musisi. Erwin Gutawa, Andi Rianto, dan Pink-pitt berperan sebagai aranger. Sedangkan untuk pencipta lagunya Gita bekerja sama dengan pencipta lagu ternama seperti Glenn Fredly, Melly Goeslaw, Harry Budiman, Dewiq, Krishna & Donnie ‘ada band’ hingga Eross Chandra.

Saat ini Gita juga tengah melakukan syuting untuk film serial TV drama musikal yang terdiri dari 5 episode, berjudul Ajari Aku Cinta dimana akan disiarkan di SCTV. Ceritanya sendiri diangkat dari lagu-lagu dalam album ini dan Gita berperan sebagai dirinya sendiri. Lagu pertama dibuka dengan lagu “Kembang Perawan” yang dijagokan sebagai hits dan tampil dengan nuansa teatrikal. Seperti dalam liriknya:

Aku mulai jatuh cinta

Papa biarlah aku

Menikmati semua

Anugerah hidupku

Nampak Gita mulai menikmati asyiknya jatuh cinta namun masih malu-malu dan meminta ijin kepada ortu. Lagu yang ditulis oleh Melly Goeslaw ini sudah diputar di radio-radio beberapa bulan sebelum perilisan album ini.

Ada juga lagu “Bukan Permainan” merupakan ungkapan perasaan remaja seumuran Gita yang sedang bangkit dari kesedihannya. Dalam video klipnya, Gita tengah bersepeda sambil bernyanyi menyusuri kota London yang modern. Kedua video klip ini disutradarai oleh Taba Sanchabachtiar.

Simak juga lagu indah Gita Gutawa lainnya seperti ”Apa Kata Bintang” yang melantun manis disertai dentingan gitar. Liriknya yang lugu menceritakan tentang seorang anak perempuan yang sedang melamun, dan ia mulai deg-degan merasakan cinta pertamanya. Sebuah pengalaman yang sangat lumrah dirasakan oleh semua orang.

Tak hanya lagu-lagu slow, ada pula lagu berirama riang seperti “Do Be Do”. Lagu ini mewakili figur anak remaja yang mandiri dan mulai mandiridan melakukan sesuatu dengan caranya sendiri. Yang unik, lagu ini mengambil disadur dari sebuah lagu asing dengan sound-sound musik Afrika yang kemudian liriknya diadaptasi oleh Eross Chandra.

“Sahabat Kecilku” merupakan ungkapan perasaan Gita saat berpisah dengan sahabat masa kecilnya. Hal yang juga pernah dirasakan oleh siapapun ketika pindah dari bangku TK menuju SD, ataupun dari bangku SD menuju SMP, karena mereka akan menemukan dunia yang baru. Dan perlahan mulai meninggalkan dunia anak-anaknya.

Gita mencoba membuat lirik lagu dalam sebuah lagu di albumnya. yaitu lagu “Surga di Bawah Telapak Kakimu”, Lagu yang ditulis Gita berdua dengan Donny ‘Ada Band’ sekaligus meneruskan kerja sama yang pernah dilakukan keduanya sebelumnya. Setelah sebelumnya bersama Donnie ’Ada band’ mengetengahkan mengenai ayah kini pepatah “Surga Berada Di Telapak Kaki Ibu” menginspirasi Gita dan Donny untuk menulis lirik lagu ini.

Tak hanya lagu berbahasa Indonesia , dalam album ini Gita juga memperlihatkan kebolehannya menyanyikan lagu dalam bahasa Inggris. Lagu “To Be One” disajikan apik dengan diiringi dentingan gitar akustik, ensemble orkestra dan juga choir yang membuat lagu ini menjadi berkesan megah dan elegan.

Gita yang menjadi anggota kelompok perdamaian dunia CISV (kelompok perdamaian dunia dibawah UNICEF) mempersembahkan sebuah lagu yang mengangkat tema tentang perdamaian dunia untuk seluruh umat manusia di seluruh dunia yang walaupun berbeda-beda agar dapat hidup bersatu dalam damai.

Dengarkan juga “Vocalizing” dimana Gita menonjolkan range kelebaran suaranya dari rendah ke tinggi dengan skill vokalnya yang luar biasa untuk seorang anak umur 13 tahun! Vocalizing sebenarnya adalah lagu yang biasa dinyanyikan Gita sebagai pemanasan sebelum bernyanyi. Karena dirasa unik dan indah, maka Vocalizing dimasukan ke dalam album ini.

“Gapailah cita-citamu setinggi langit!” pesan itulah yang ingin disampaikan dalam lagu “Your Love”, satu lagi lagu berbahasa inggris dimana Gita berduet dengan Delon yang dalam lagu ini berperan sebagai kakaknya. Lirknya bercerita bahwa kita bisa kuat dan berhasil meraih impian karena didukung oleh cinta kasih orang-orang disekitar kita. Lewat lagu ini, karakter suara keduanya yang pernah menjadi anggota paduan suara dimana Gita yang bersuara sopran dan Delon yang bersuara tenor diiringi oleh instrumentasi orkestra.. terdengar sangatlah indah…

Gita juga sama seperti remaja lainnya. Suka sekali curhat. Itu yang terlihat dalam lagu “Alunan Sebuah Lagu”. Lagu ini merupakan lagu spesial karena dibuat papa dan mamanya (Erwin dan Lulu) khusus untuk Gita. Didalamnya mengandung pesan,

Jika kamu bersedih bermain musiklah.

Karena musik juga bisa dijadikan tempat curhat

Musik dapat merubah suasana hatimu.

taken from : http://tamtomousic.blogspot.com

Friday, March 2, 2007

norah jones - not too late - blue note


Terus terang ada yang kurang jika menyimak album ketiga dari puteri Ravi Shankar ini. Salah satunya mungkin adalah bahwa Norah Jones tidak lagi didampingi produser bertangan dingin Arif Mardin yang telah berpulang ke rahmatullah tahun silam. Ada nuansa yang agak meredup. Ini mungkin subyektivitas saya belaka.

Tetapi menariknya, Norah Jones menyembulkan semangat yang luar biasa dalam menulis lagu. Hampir semua lagu yang termaktub di album ini merupakan karya Jones bersama dengan Lee Alexander, pemusik, produser dan merangkap kekasihnya.

Kabarnya album ini pun digarap di kediaman mereka berdua. Lirik-lirik yang ditulis Norah Jones pun cenderung personal. Jones bahkan mulai merambah ke gerbang politik. Simak saja "Wish I Could",sebuah narasi cinta berlatar peperangan

"She says "Love in the time of war is not fair
He was my man but they didn't care
Sent him far way from here
No goodbye,no goodbye"

Bisa jadi kita teringat tentang lagu-lagu (country) era 70-an yang menunjukkan kegeraman kaum wanita terpisah dengan pasangannya yang dikirim ke medan pertempuran Vietnam.
Di lagu ini jelas peperangan yang dimaksud adalah perang Irak !. Bahkan Norah Jones mulai menulis lirik politik . Simak lagu "My Dear Country"

"Cause we believed in our candidate But even more
It's the one we hate

I needed someone
I could shake
On election day"

Hmmmm.......apakah Norah Jones tengah merindukan sosok seperti Joan Baez ?
Yang jelas atmosfer musiknya toh tetap beragam ada yang bernuansa jazz,ada yang soul-flavour,sedikit rock dan sedikit country. Repertoar Norah Jones ini rasanya masih tepatlah untuk menemani anda menyeruput kopi di gerai Starbuck di mall-mall yang bertebaran di metropolis ini.

taken from : http://tantomosic,blogspot.com

muse - black holes and revelutions - warner music

Pertama kali mendengarkan lagu-lagu Muse. Seolah-olah kita dibawa masuk ke dalam sebuah lubang gelap dengan musik-musik yang bernuansa dark. Apalagi bebunyian electronic seperti synthisizer seolah-olah mengantarkan kita melewati perjalanan menuju lubang hitam itu.

Ada yang sedikit berbeda dari album Muse kali ini, sama seperti diberitakan sebelumnya ketika sedang pengerjaan album "Black Hole and Revelation" ini, yaitu drum yang lebih ngebeat yang cendrung ke dance serta sound yang lebih tebal. Memang benar sound drum di album ini bahkan cendrung ke sound industrial seperti zaman-zaman new wave mengiringi musik Muse yang kelam dengan vokal Matthew Bellamy yang murung merintih-rintih.

Muse
yang sejak awal berdirinya masih konsisten bertiga dengan personel yang tetap yaitu Matthew Bellamy (vokal, gitar, piano), Chris Wolstenhome (bass, vokal) dan Dominic Howard (drum). Telah berhasil menyihir publik Inggris dengan kedahsyatan musiknya. Minimnya personel tidak mengakibatkan musik mereka simple, justru musik mereka sangat ramai dan powerful banget. Matt seolah seorang profesor gila yang mampu menggabungkan formula-formula baru dalam musiknya. Bahkan sound bass dan drum mereka pun sangat tebal. Publik musik Inggris bahkan menganggap musik mereka adalah gabungan antara Queen dan Radiohead yang merupakan satu negara dengan mereka, namun kedua band ini memiliki perbedaan bagai siang dan malam. Di Queen kita menemukan kerapian dan kedisiplinan dalam penempatan harmonisasinya, sedangkan di Radiohead kerapian dan ketidak konsistenan merupakan konsep mereka. Bagi Muse kedua konsep band tersebut bisa menyatu.

Di album baru ini sang profesor gila kembali dengan formula-formula barunya. Berikut akan gw bahas satu persatu dari albumnya. Lagu pertama yang berjudul Take a Bow ini memang pantas dijadikan lagu pembuka. Awalnya gw pikir ini lagu remakenya Madonna yang judulnya sama, e.. taunya beda banget. Baru denger aja kita udah digeber ama sythisizer apregiator yang naik turun seolah menggambarkan mesin baru diidupin dan kita bersiap-siap untuk melaju. Memang benar, terang aja pada pertengahan lagu baru nongol drum yang seolah menggambarkan kalo rodanya udah berputar. Mungkin pada album Absolution sama kasusnya, Muse juga membuka albumnya dengan gemuruh suara genderang perang dan kemudian disambung dengan apocalyptic.

Lanjut pada lagu berikutnya ada
"Starlight" yang langsung di buka dengan sound bass distorsi dan drum yang cukup ngebeat dan melodi dari piano, sungguh terasa nuansa new wavenya. Lanjut ke single andalan mereka "Supermassive Black Hole" yang juga ngebeat dengan dentuman drum yang seolah elektrik ditambah chord gitar yang diulang-ulang seolah menegaskan bahwa ini adalah lagu dance, tapi yang paling keren disini adalah vokalnya yang nyanyi secara falseto dari awal sampe akhir, keren banget. Boleh dibilang ini lagu emang beda dari lagu-lagu Muse yang pernah ada.

"Map of Problematique" boleh dibilang hampir sama dengan lagu-lagu lawas Muse. Disini ciri khas muse dari album yang terdahulu tetap dipertahankan, tapi yang beda adalah melodi yang dimainkan dengan piano yang sayup-sayup sampai dilatari sound apregiator yang konstan dari awal lagu. Justu pada lagu selanjutnya "Soldier Poem" mereka mencoba bermain lembut dengan nada Jazz ala Muse. Yang unik dari lagu ini backing vokalnya bagus, seolah mengingatkan pada lagu "Love of My Life"-nya Queen. Terang aja setelah lagu berjudul "Soldier Poem" ini selanjutnya disambung dengan drum yang bernuansa marching pada lagu "Invincible". Seolah menyambung puisinya dengan "Soldier Poem tadi". Tapi tarikan vokal Matt pada lagu ini kadang terasa mirip Hyde - L'arc en Ciel, memang sih kadang musik-musik J-rock terdengar mirip dengan Muse.

Selanjutnya ada
"Assasin" yang mengingatkan kita dengan konsep rock yang biasa dimainkan Muse yaitu gemuruh suara drum ditambah distorsi gitar. Exo-Politic lumayan beda karena drumnya ngebeat. Lagu yang lumayan unik yaitu "City of Delution" disini Muse berhasil bereksperimen dengan musik Arab pada orkestrasi stringnya, dan melody yang dimainkan dengan trompet seolah membawa kita ke negri 1001 malam, dan yang paling dahsyatnya ini lagu ngerock abis. Lagu berikutnya kita dibawa cooling down dengan menonton matador sejenak di lagu "Hoodoo", sebab ini paling lambat temponya. Namun diakhir lagu kita bakal diajak bangkit dengan dentuman drum dan sayatan strings seolah menggambarkan istirahat sejenak.

Lagu penutup yang berjudul "
Knights of Cydonia" seolah membangkitkan semangat juang kita. Lagu ini emang menggambarkan courageus, proudness dengan harmonisasi trompet perang serta ada choir yang disambung drum yang berritmik marching seolah memaksa kita untuk berdiri menghentakkan kaki sambil mengepalkan tangan dan mengacungkannya mengiringi irama lagunya. Inilah akhir perjalanan menuju lubang hitam bersama Muse. Kita sudah sampai dilubang tersebut.

Untuk mendengarkan album ini sebaiknya musiker dengerin dari awal sampai akhir, gunakan headset, duduk santai, pejamkan mata dan musiker akan melihat sebuah gambar film yang sangat dahsyat yang ditayangkan di otak anda. Cobalah...!!!! Memang bener-bener sebuah proses brainwashing yang sangat hebat dari profesor
Muse.


taken from : http://tamtomousic.blogspot.com/